Sunday, June 19, 2011

Obama Undang Mavericks ke Gedung Putih

Keberhasilan Dallas Mavericks menjuarai NBA musim ini mendapat apresiasi dari Barack Obama. Presiden Amerika Serikat itu mengundang Dirk Nowitzki dkk. ke Gedung Putih.

View the original article here



Peliculas Online

'Tak Ada yang Ingin Berhadapan dengan Duo Williams'

Williams bersaudari, Venus dan Serena memang dalam beberapa waktu terakhir ini sedikit meredup. Namun begitu dua petenis asal Amerika Serikat itu tetaplah sosok yang ditakuti di Wimbledon.

View the original article here



Peliculas Online

Alvent/Hendra Tambah Wakil Indonesia di Final

Bertambah lagi satu wakil Indonesia di final Singapura Terbuka tahun ini. Kali ini adalah pasangan ganda putra Alvent Yulianto/Hendra Aprida Gunawan.

View the original article here



Peliculas Online

Tantowi/Lili Juara di Ganda Campuran

Pasangan ganda campuran Indonesia, Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir, tampil sebagai juara di Singapura Terbuka. Di final, keduanya mengalahkan wakil Taiwan, Chen Hung Ling/Cheng Wen Hsing, dua set langsung.

View the original article here



Peliculas Online

Hong Kong Berminat Gelar F1

Hong Kong menyatakan minatnya untuk menggelar balapan Formula 1. Bekas jajahan Inggris itu harus bersaing dengan sejumlah negara lain yakni Argentina dan Meksiko.

View the original article here



Peliculas Online

Ketika Wozniacki Jadi 'Wartawan'

Apa jadinya jika Caroline Wozniacki jadi seorang wartawan dan menghadiri sebuah konferensi pers? Tanyakan saja kepada Novak Djokovic yang jadi sasaran keusilan petenis asal Denmark itu.

View the original article here



Peliculas Online

Jika Terbukti Memudakan Usia Ruyati, PPPTKIS Terancam Sanksi

Jakarta -Sekarang ini Kemenakertrans tengah memverifikasi ratusan Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS). Jika terbukti memudakan umur tenaga kerja Indonesia yang dipancung di Saudi Arabia, Ruyati, maka PPTKIS yang menaunginya terancam sanksi.

"Kalau sampai mengurangi atau menambah umur TKI yang diberangkatkan tentu itu kesalahan PPTKIS. Tentu akan kita tindak," kata juru bicara Kemenakertrans Dita Indah Sari saat dihubungi detikcom, Minggu (19/6/2011).

Apa bentuk sanksinya? "Kalau memang terbukti beberapa kali melakukan pemalsuan begini tentu bisa kita skorsing. Apalagi sekarang ini kita tengah memverifikasi ratusan PPTKIS. Begitu ada kasus seperti ini tentu jadi bahan verifikasi tersebut," ucap Dita.

Pemalsuan identitas TKI melibatkan 2 pihak yakni TKI itu sendiri dan perusahaan yang menaunginya. Seharusnya, imbuhnya, ketika ada kasus pemalsuan identitas baik umur maupun nama, TKI menolaknya.

"Kalau ada pemalsuan TKI juga tidak menolak, dan ini akhirnya menjadi kesepakatan. Jalur pemberangkatannya juga kan prosedural. Kalau sudah dipenuhi semua persyaratan, seperti sudah dilakukan pelatihan dan sebagainya bisa berangkat itulah yang membuat tidak terendus," sambung Dita.

Dia pun mengimbau agar TKI menolak keras jika PPTKIS berniat memalsukan identitasnya. Selain pemerintah, TKI juga harus memiliki upaya untuk melindungi dirinya. Kemenakertrans kini tengah menghubungi PPTKIS pemberangkat Ruyati, PT Dasa Graha Utama, untuk memfasilitasi pemberian hak-hak Ruyati pada ahli warisnya.

Analis kebijakan Migrant Care Wahyu Susilo menyebut, PT Dasa Graha Utama telah memudakan umur Ruyati hingga 9 tahun. Ruyati telah 3 kali pergi menjadi TKI. Terakhir dia pergi tahun 2008 melalui PT Dasa Graha Utama. Namun Ruyati malah mendapat kasus hukum di negeri kaya minyak itu.

"Ibu Ruyati sudah 3 kali berangkat (menjadi TKI). Terakhir berangkat 2008 dan usianya dimudakan 9 tahun," kata Wahyu.

Ruyati telah dieksekusi di Arab Saudi pada hari Sabtu kemarin atas vonis terhadap
pembunuhan seorang perempuan Arab Saudi. "Pahlawan devisa" itu mengakui perbuatan yang dilakukannya pada awal 2010 lalu itu. Kemendagri Saudi menyebut Ruyati membunuh Khairiya

Hamid binti Mijlid dengan menggunakan alat pemotong daging dan menusuknya di leher.
Minggu lalu Amnesty Internasional telah mengutuk penggunaan hukuman pancung yang trennya terus meningkat di Arab Saudi dan meminta negara yang kaya akan minyak tersebut untuk menghentikan kebijakannya tersebut.


(vit/nwk)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online

Tantowi/Lili ke Final Ganda Campuran

Indonesia berhasil menempatkan satu wakilnya di partai final turnamen Singapore Open. Keberhasilan ini diraih dari pasangan ganda campuran Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir.

View the original article here



Peliculas Online

Kronologi Pemancungan Ruyati

Jakarta -Ruyati menghembuskan nafas dengan tebasan pedang pada Sabtu kemarin. Perempuan 54 tahun itu dihukum karena membunuh majikan perempuannya.

Berikut ini kronologi kasus Ruyati, yang dihimpun detikcom, Minggu (19/6/2011):

2008
Ruyati binti Sapubi berangkat ke Arab Saudi sebagai TKW dengan menggunakan jasa pengirim tenaga kerja PT Dasa Graha Utama Bekasi. Menurut LSM Migrant Care, umur Ruyati dimudakan 9 tahun.

31 Desember 2009
Kontak terakhir Ruyati dengan keluarganya di Bekasi. Ruyati pernah mengeluh pada keluarganya bahwa majikannya yang sekarang ini suka berlaku kasar padanya.

10 Januari 2010
Ruyati binti Sapubi membunuh majikan perempuannya bernama Khairiya Hamid binti Mijlid dengan alat pemotong daging.

Mei 2010
Ruyati diadili pertama kali, terancam hukuman qisas yaitu hukuman yang setimpal dengan apa yang dilakukannya. Pendeknya, membunuh dijatuhi hukuman dibunuh.

Maret 2011
LSM Migrant Care mengingatkan sejumlah TKI terancam hukuman mati di Arab Saudi termasuk Ruyati.

April 2011
Menkum Patrialis Akbar pergi ke Arab Saudi untuk melobi pemerintah Arab Saudi agar mengampuni para TKI yang melanggar hukum. Kemlu RI menegaskan telah memberikan bantuan hukum dan kekonsuleran pada Ruyati.

Mei 2011
Ruyati diadili lagi, dijatuhi hukuman qisas.

Sabtu, 18 Juni 2011
Ruyati dieksekusi pukul 15.00 WIB di Kota Makkah, menjadi orang ke-28 yang dieksekusi pada tahun ini. Jenazah langsung dimakamkan.

Minggu, 19 Juni
Pagi hari, Kemlu menghubungi keluarga Ruyati di Bekasi, memberitahukan pemancungan itu. Kemlu RI mengecam pemancungan itu karena tidak diberitahu pemerintah Saudi dan akan memanggil Dubes Saudi di Jakarta. Keluarga Ruyati meminta jenazah dimakamkan di Indonesia.


(nrl/nvt)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online

Mercedes Incar Podium di Valencia

Performa apik Michael Schumacher di Kanada membuatnya percaya diri menghadapi GP Eropa. Tim Mercedes GP menargetkan podium di balapan yang digelar di Valencia pekan depan.

View the original article here



Peliculas Online

Hikmahanto: RI Harus Tegas Agar Saudi Lebih Sensitif pada TKI

Jakarta -Pemancungan pada tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Bekasi, Ruyati binti Sapubi, tanpa pemberitahuan perwakilan RI di Arab Saudi (KBRI) disesalkan. Ke depan, RI harus bersikap tegas agar Arab Saudi lebih sensitif pada TKI. Caranya?

"Ketegasan pemerintah dapat diwujudkan dengan melakukan penghentian pengiriman TKI ke Arab Saudi. Pemerintah juga dapat melakukan tindakan diplomatik untuk memperlihatkan ketidak-senangan Indonesia atas perlakuan warganya," ujar Guru Besar Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) Hikmahanto Juwana kepada detikcom, Minggu (19/6/2011).

Ketegasan pemerintah, selain dengan penghentian pengiriman TKI ke Arab Saudi, juga bisa ditunjukkan dengan melakukan tindakan diplomatik.

"Tindakan diplomatik ini dapat berupa pemanggilan pulang Dubes Indonesia di Arab Saudi. Atau memperkecil dan mengurangi jumlah personel di perwakilan Indonesia di Arab Saudi, meski tidak harus memutuskan hubungan diplomatik," jelas dia.

Tindakan diplomatik ini dilakukan selain untuk memperlihatkan ketidak-senangan kita atas tidak diberitahunya hari eksekusi Ruyati, tetapi untuk mendapatkan alasan mengapa Pemerintah Arab Saudi tidak memberitahukan hukuman ini.
Di samping itu, tujuannya adalah Arab Saudi pada masa mendatang tidak melakukan tindakan yang sama.

"Ketegasan juga perlu dilakukan agar pemerintah Arab Saudi lebih sensitif terhadap nasib para TKI di negeri tersebut yang kerap menderita perlakuan kasar dan kekerasan. Ini semua berujung pada para TKI melakukan tindakan yang dituduhkan pada Ruyati yaitu pembunuhan atas majikan. Apalagi bila otoritas Arab Saudi tidak serius dalam melakukan proses hukum, bahkan cenderung melindungi warganya yang melakukan kekejaman terhadap para TKI," beber Hikmahanto.

Ketegasan pemerintah Indonesia sudah waktunya diperlihatkan mengingat peristiwa serupa seperti Ruyati ini terus berulang. Apalagi beberapa waktu lalu pemerintah Australia bisa menghukum Indonesia dengan melakukan suspensi terhadap ekspor sapinya karena perlakuan atas pemotongan sapi.

"Jangan sampai publik bertanya mengapa pemerintah Indonesia tidak dapat berlaku sama seperti pemerintah Australia atas perlakuan otoritas Arab Saudi terhadap TKI?" tuturnya.

Ke depan dalam rangka perlindungan TKI, pemerintah tidak cukup dengan melakukan pendampingan bantuan hukum ketika TKI sedang dirundung masalah hukum. Pemerintah harus melakukan apa yang dilakukan pemerintah Australia yang melakukan berbagai daya upaya dalam melindungi warganya.

"Pelaku penyelundupan narkoba yang dikenal sebagai Bali Nine, misalnya, saat ini terbebas dari jeratan hukuman mati karena upaya pemerintah Australia melakukan lobi dan upaya hukum di Indonesia," ujar Hikmahanto.

Ruyati telah dieksekusi di Arab Saudi pada hari Sabtu kemarin atas vonis terhadap pembunuhan seorang perempuan Arab Saudi. Kemlu RI yang tidak mendapat pemberitahuan atas pemancungan itu, mengecamnya. Kemlu RI akan menyampaikan sikapnya pada Dubes Arab Saudi di Jakarta dan memanggil Dubes RI di Riyadh untuk berkonsultasi.

Ruyati berangkat ke Arab Saudi dengan menggunakan jasa pengerah TKI PT Dasa Graha Utama pada 2008. Menurut LSM Migrant Care, umurnya dimudakan 9 tahun. Ruyati telah lama bekerja di Timur Tengah. Pada periode kerja pertama dan kedua, dia bekerja dengan baik. Baru pada periode ketiga, dia mendapat majikan yang kasar dan terjadilah peristiwa pembunuhan pada 10 Januari 2010.

(nwk/nrl)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online

Komisi I: TKW Dipancung, Perlindungan WNI & Sistem Rekrutmen Lemah

Jakarta -Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi, Ruyati, dipancung karena membunuh majikannya pada Sabtu (18/6/2011) kemarin. Hal ini menunjukkan kelemahan diplomasi dan perlindungan WNI di hilir. Di hulu, sistem rekrutmen dan penempatan TKI juga lemah.

"Kasus TKW yang dihukum pancung Sabtu lalu menggambarkan problem kompleks tentang TKI khususnya di Saudi dan Malaysia. Di sisi hilir ini, persoalan diplomasi dan perlindungan WNI yang masih lemah. Namun di sisi hulu adalah lemahnya sistem rekrutmen dan penempatan TKI," ujar Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq.

Hal itu disampaikan Mahfudz dalam pesan singkat yang diterima detikcom, Minggu (19/6/2011). Jadi, imbuhnya, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) serta Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) harus dievaluasi.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga meminta, selama tak ada kesepakatan dari Pemerintah ke Pemerintah (Government to Government/G to G) mengenai sistem perekrutan, penempatan hingga perlindungan TKI, maka seharusnya pengiriman TKI informal dihentikan.

"Kasus ini nyaris tidak jadi wacana dan agenda sehingga seperti terabaikan. Sekali lagi saya mendesak penghentian pengiriman TKW sektor informal selama pemerintah belum tuntas benahi sistem rekrutmen, pengiriman, penempatan dan perlindungannya. Saudi dan Malaysia sampai sekarang tetap tidak mau buat MoU G to G. Masih banyak peluang untuk TKI sektor formal," jelasnya.

Ruyati telah dieksekusi di Arab Saudi pada hari Sabtu kemarin atas vonis terhadap pembunuhan seorang perempuan Arab Saudi. Kemlu RI yang tidak mendapat pemberitahuan atas pemancungan itu, mengecamnya. Kemlu RI akan memanggil Dubes Arab Saudi untuk menyampaikan sikapnya.

Ruyati berangkat ke Arab Saudi dengan menggunakan jasa pengerah TKI PT Dasa Graha Utama pada 2008. Menurut LSM Migrant Care, umurnya dimudakan 9 tahun.

(nwk/nrl)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online

Federer Waspadai Nadal, Djokovic, dan Murray

Roger Federer mengaku kondisinya sudah lebih baik dibanding dengan Prancis Terbuka. Di Wimbledon nanti, Fedex siap juara. Namun begitu ia tetap mewaspadai tiga petenis yakni Rafael Nadal, Novak Djokovic, dan Andy Murray.

View the original article here



Peliculas Online

Polisi Masih Dalami Motif Peledakan Bom di Lubuk Linggau

Jakarta -Ledakan bom di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, masih dalam penyelidikan polisi. Pemeriksaan saksi di tempat kejadian perkara dan orang-orang yang diduga mengirim paket berisi bom itu kini tengah diperiksa intensif.

"Itu masih dalam lidik. Kita sudah periksa saksi-saksi yang berada di TKP kemudian termasuk yang mengirimnya juga sudah kita minta keterangan, dan ini masih dilidik dulu, tunggu saja," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam di sela-sela acara Kapolri Cup di Pacuan Kuda, Pulo Mas, Jakarta Timur, Minggu (19/6/2011).

Orang yang diduga sebagai pengirim paket bom itu telah diinterogasi siapa penyuruhnya. Inilah yang terus dikejar oleh polisi.

Karena pemeriksaan masih berjalan, Anton belum dapat memastikan apakah kegiatan itu dilakukan oleh kelompok tertentu yang terlibat dengan suatu jaringan teroris. "Karena kita belum tahu siapa yang mengirim dan sebagainya tapi yang mengantarnya sudah, tinggal kita dalami lagi," tutur Anton.

Menurut Anton, kalau sudah tertangkap siapa orang yang menyuruh mengirim paket itu, maka akan jelas maksud peledakan di SM Swalayan, Jalan Yos Sudarso, Lubuk Linggau, Sumatera Selatan pada pukul 09.00 WIB kemarin.

Bagaimana keterangan yang mendapat kiriman? "Dia tidak punya perasaan apa-apa, silakan tanya sendiri pada yang dikirim," kata Anton.

Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Boy Rafli Amar saat dihubungi wartawan, Sabtu (18/6) kemarin menjelaskan, insiden ledakan bom rakitan yang dibungkus dalam paket ukuran 15x20 cm tersebut sangat mirip dengan modus bom buku yang telah marak sebelumnya. Untuk mengantisipasi dan menelusuri lebih lanjut kejadian ini, Mabes Polri telah menurunkan tim Densus 88 ke lokasi.

Ledakan ini mengakibatkan si pemilik swalayan, Hindra Sumarjono, mengalami luka-luka dan harus menjalani perawatan di rumah sakit. Boy menyebut, hal ini merupakan perbuatan teror, tapi jaringan mana dia menyatakan belum tahu.

(vit/nrl)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online

Kemenakertrans Janji Bantu Fasilitasi Hak-hak Ruyati

Jakarta -Harapan pulang dengan membawa 'pundi-pundi' uang dari upah mengadu nasib di negeri orang pupus sudah. Ruyati malah tewas dipancung lantaran divonis bersalah dalam kasus pembunuhan di Arab Saudi. Kemenakertrans pun berjanji membantu fasilitasi hak-hak Ruyati yang belum diperoleh.

"Kami berusaha mengontak PT Dasa Graha Utama selaku Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS), yang bersangkutan supaya segala hak Ruyati bisa diserahkan kepada ahli waris," kata juru bicara Kemenakertrans Dita Indah Sari saat dihubungi detikcom, Minggu (19/6/2011).

Hak-hak yang diterima Ruyati antara lain adalah santunan kematian. Kemenakertrans juga akan melihat apakah asuransi Ruyati sudah kadaluwarsa atau belum. Asuransi berlaku selama 2 tahun, setelah itu gugur.

"Segala hal yang menjadi komplain keluarga akan kita perhatikan, kita proses dan kita sampaikan kepada pihak perusahaan. Seluruh hak yang belum didapatkan saat masih menjadi TKI ataupun saat meninggal akan kami bantu. Santunan kematian semoga dalam 2 hari sudah bisa diberikan oleh perusahaan yang bersangkutan," terang Dita.

Ruyati telah dieksekusi di Arab Saudi pada hari Sabtu kemarin atas vonis terhadap
pembunuhan seorang perempuan Arab Saudi. "Pahlawan devisa" itu mengakui perbuatan yang dilakukannya pada awal 2010 lalu itu. Kemendagri Saudi menyebut Ruyati membunuh Khairiya Hamid binti Mijlid dengan menggunakan alat pemotong daging dan menusuknya di leher.

Minggu lalu Amnesty Internasional telah mengutuk penggunaan hukuman pancung yang trennya terus meningkat di Arab Saudi dan meminta negara yang kaya akan minyak tersebut untuk menghentikan kebijakannya tersebut.

(vit/nwk)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online

Migrant Care: Ruyati Diperlakukan Kasar Sebelum Bunuh Majikan

Jakarta -Tenaga kerja asal Indonesia yang bekerja di Arab Saudi, Ruyati, dieksekusi mati dengan cara pancung pada Sabtu (18/6) kemarin. Migrant Care menyebut, tidak selayaknya Ruyati divonis pancung karena pembunuhan yang dilakukan perempuan itu pasti ada sebabnya.

"Menurut informasi dari rekan kerja Ibu Ruyati yang disampaikan keluarga, Ibu Ruyati mendapat perlakuan kasar dari ibu majikannya sejak tiga hari bekerja," kata analis kebijakan Migrant Care Wahyu Susilo, saat dihubungi detikcom, Minggu (19/6/2011).

Dia menuturkan, tipologi kasus TKI yang terancam hukuman di luar negeri adalah karena membunuh majikannya. Namun menurutnya, sesorang membunuh pastilah karena ada alasan tertentu. Alasan itulah yang hendaknya menjadi pertimbangan pengadilan saat akan memvonis seorang terdakwa.

"Majikannya ini katanya suka menyiksa. Awal 2010 juga Ibu Ruyati pernah masuk RS karena kakinya luka akibat mendapat kekerasan. Harusnya ini bisa dideteksi kalau dilakukan monitoring. Ini bukan pembunuhan berencana tapi tindakan pembelaan diri. Harusnya dilihat motifnya bahwa ini adalah pembelaan," sambung Wahyu.

Wahyu menuturkan, komunikasi terakhir keluarga dan Ruyati berlangsung sebelum kasus hukum Ruyati dilakukan. Komunikasi tidak jalan karena monitoring perwakilan Indonesia di Saudi Arabia, menurutnya, tidak berjalan.

"Tidak ada komunikasi, putus kontak komunikasi keluarga dan Ibu Ruyati. Seharusnya kalau ada ancaman hukuman seperti ini (pancung), perkembangannya disampaikan ke keluarga," imbuhnya.

Ruyati telah dieksekusi di Arab Saudi pada hari Sabtu kemarin atas vonis terhadap
pembunuhan seorang perempuan Arab Saudi. "Pahlawan devisa" itu mengakui perbuatan yang dilakukannya pada awal 2010 lalu itu. Kemendagri Saudi menyebut Ruyati membunuh Khairiya

Hamid binti Mijlid dengan menggunakan alat pemotong daging dan menusuknya di leher.
Minggu lalu Amnesty Internasional telah mengutuk penggunaan hukuman pancung yang trennya terus meningkat di Arab Saudi dan meminta negara yang kaya akan minyak tersebut untuk menghentikan kebijakannya tersebut.

(vit/nrl)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online

Keluarga Suzuki, Antara Bali dan Tsunami Jepang

Jakarta -Suzuki dan keluarga pagi itu sibuk berbenah. Rumah hunian sementara yang ditempatinya di kawasan Kesennuma, Jepang, akan kedatangan tamu istimewa, yaitu pasangan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Negara Ani Yudhoyono.

Kenapa keluarga Suzuki yang dipilih SBY?

Alasannya, dialah satu-satunya warga Kesennuma, Jepang, yang menjadi korban tsunami dan memiliki kedekatan emosional dengan Indonesia. Suzuki, istri dan satu orang putrinya adalah pecinta budaya Bali.

"Halo, selamat datang di rumah saya," kata Suzuki dan istrinya Takako dalam bahasa Indonesia yang terbata-bata pada wartawan yang menemuinya, Sabtu (18/6/2011).

Dengan ramah, Suzuki beserta istri dan putrinya menunjukkan rumah berisi dua kamar yang mereka tempati sementara. Rumah asli keluarga nelayan tersebut hancur lebur akibat diterjang ombak tsunami. Tak ada yang tersisa lagi.

Namun, tak ada raut wajah frustrasi atau murung ditunjukkan mereka. Senyum ramah selalu keluarga ini sampaikan pada siapa pun yang menyapa, termasuk pada SBY dan Ibu Ani.

"Keluarga ini menyatukan Jepang dan Indonesia dengan budaya Bali," kata SBY usai meninjau kediaman Suzuki.

Salah seorang staf KBRI di Tokyo bercerita, Suzuki dan keluarga adalah pecinta budaya Bali. Di Kesennuma, setiap tahunnya ada festival budaya yang digelar dua kali per tahun oleh para nelayan karena hasil tangkapan yang melimpah.

Nah, Suzuki dan keluarganya selalu menampilkan budaya khas Bali, seperti barong, topeng dan kesenian lainnya. Awal mula perkenalan Suzuki dan Bali tentu saja berasal dari pelayaran saat mencari ikan.

Pria berambut gondrong itu kerap singgah di Pelabuhan Benoa bila sedang mencari ikan. Anak Buah Kapal (ABK) yang berlayar bersama Suzuki juga banyak berasal dari Indonesia. Saat tsunami, Suzuki baru saja kembali dari Bali sehari sebelumnya.

Kini, senyum Suzuki dan keluarga semakin merekah. Kecintaan mereka terhadap Bali menjadi kebanggan tersendiri bagi publik di Tanah Air. Artinya, ada orang asing yang bukan sebatas kagum, melainkan memprosikan dan melestarikan budaya Indonesia di negerinya sendiri.

Bagaimana dengan Anda?

(mad/lh)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online

Prada Agiopan Diduga Tewas di Tangan Komandan, Keluarga Histeris

Pekanbaru -Anggota TNI Batalyon 134 Batam Prada Agiopan diduga tewas di tangan komandannya pada Sabtu (18/6) kemarin di tempat tugas. Keluarga pun histeris saat menyambut jenazah yang dipulangkan ke Pekanbaru dari Natuna, Kepulauan Riau.

Agiopan tewas di baraknya di Kompi C Batalyon 134 Natuna. Jenazah lantas dibawa pulang ke Pekanbaru pada Minggu (19/6/2011). Jasad Agiopan tiba di Bandara Sultan Syarif Kasim Pekanbaru pada pukul 15.00 WIB.

Pantauan detikcom, jenazah dibawa ke ruang kargo bandara. Keluarga berteriak-teriak histeris. Mereka bahkan mengeluarkan kata-kata kasar untuk sang komandan. "Komandan kompi harus diseret, perilakunya seperti binatang!" teriak beberapa anggota keluarga.

Teriakan-teriakan itu membuat anggota keluarga lainnya ikut menjerit histeris. Apalagi saat mereka melihat wajah Agiopan yang bonyok.

Keluarga menuntut komandan kompi untuk bertanggung jawab dalam masalah ini. Suasana penjemputan jenazah yang dilakukan oleh Korem Wirabima Pekanbaru pun hingar bingar oleh teriakan dan jeritan tangis. Sejumlah anggota TNI mencoba menenangkan keluarga. Di hadapan keluarga, sejumlah anggota TNI dan polisi militer menyebut akan mengusut kasus ini hingga tuntas.

Saat ini jenazah telah dibawa dari ruang kargo menuju kediamannya di Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru. Menurut keluarga, Agiopan yang baru berdinas sekitar 2 tahun itu akan segera dimakamkan.

Informasi yang dihimpun dari keluarga, Agiopan beberapa hari tidak masuk barak dengan istilah TNI TK alias tanpa keterangan. Ketika masuk kembali ke barak, diduga komandan kompi C 134 "memberi hukuman". Setelah itu, korban diserahkan kepada seniornya dan diduga "hukuman" pun dilakukan oleh seniornya.

"Adik saya mati di tangan komandannya," ujar seseorang yang mengaku sebagai keluarga Agiopan di lokasi.

Sementara itu, seorang anggota TNI meminta wartawan keluar dari ruang kargo. "Nanti akan ada keterangan dari pimpinan Korem," janjinya.

(vit/nrl)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online

Nama-nama Calon Penganti Kabareskrim Segera Diumumkan

Jakarta -Tak lama lagi Kabareskrim Polri Komjen Ito Sumardi akan memasuki masa pensiun. Mabes polri telah mempersiapkan beberapa calon pengganti Ito. Nama-nama itu akan segera diumumkan.

"Sedang dipersiapkan, paling tidak lama lagi diumumkan," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Boy Rafli Amar di PTIK, Jakarta Selatan, Minggu (19/6/2011).

Namun Boy enggan menyebutkan nama-nama yang telah dipersiapkan Mabes Polri untuk menggantikan posisi Ito. "Sudah ada beberapa calon, saat ini sedang dipersiapkan Wanjakti," imbuhnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menyebut 3 nama calon Kabareskrim pengganti Komjen Pol Ito Sumardi. Ketiganya dipandang yang paling layak menjadi Kabareskrim. Mereka adalah Kapolda Kaltim Irjen Bambang Widaryatmo, Kapolda Sumut Irjen Wisnu Sastra, dan Kapolda Metro Jaya Irjen Sutarman.

Menurut Priyo, 3 nama itu memiliki potensi. Bambang misalnya, pernah berpengalaman menjadi Direktur Penyidikan KPK dan dikenal bekerja dengan baik di KPK sebagai Dirdik dengan prestasi yang bagus. Namun jika hendak mengambil dari angkatan muda, ada seorang calon yang paling muda, yakni Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Sutarman.

(nal/vta)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online

Bus Pariwisata Asal Semarang Terguling di Bali

Denpasar -Sebuah bus pariwisata rombongan pegawai dan keluarga Dinas Bina Marga Pemerintah Kota Semarang Jawa Tengah terguling. Hingga Minggu (19/6/2011), polisi masih memeriksa sopir dan saksi.

Sebanyak 21 korban luka-luka dan tak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini.

Bus naas tersebut terguling di ruas jalan Desa Gitgit, Kabupaten Buleleng, Bali, pukul 15.00 Wita, Sabtu (18/6/2011). Diduga bus terguling akibat rem blong.

Dari 42 penumpang, sebanyak 21 penumpang yang terdiri dari anak-anak dan orang tua mengalami luka ringan, berat hingga patah tulang. Korban terbentur dinding bus dan tergores pecahan kaca.

Namun, dua korban, yaitu Tamiya (15) dan Sri Ulatayani (51) mengalami luka serius menjalani perawatan serius di RSUD Singaraja, Buleleng.

Kasat Lantas Polres Buleleng AKP Michael R. Risakotta menjelaskan tentang rombongan yang akan mengakhiri wisata di Bali ini.

Delapan rombongan bus akan menuju Pelabuhan Gilimanuk melalui jalur Gitgit. Namun, di medan berat berupa turunan dan tikungan tajam bus terguling.

Bus bernomor polisi K 1646 AB nyaris masuk ke dalam jurang sedalam tujuh meter. Beruntung badan bus tertolong deretan pohon cengkeh yang berada di pinggi jalan.

Polisi tengah melakukan pemeriksaan terhadap sopir bus dan saksi untuk mengetahui penyebab bus terguling. "Dari keterangan sementara, rem bus tak berfungsi sehingga terjadi kecelakaan," kata Risakotta, Minggu (19/6/2011).

(gds/nrl)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online

Belum Ada Tersangka Kasus Bom di Lubuk Linggau

Jakarta -Densus 88 dan Polda Sulsel masih memeriksa pengirim paket bom ke pemilik SM Swalayan yang terletak di Jl Yos Sudarso, Lubuk Linggau, Sumsel. Polisi masih meneliti latar belakang pengirim paket tersebut.

"Sampai saat ini statusnya masih saksi dan perantara itu kita sedang dalami latar belakangnya. Kita sedang teliti, sejauh mana keterlibatannya. Kita selidiki lebih dalam apa kenal dengan pemilik paket itu," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Boy Rafli Amar di PTIK, Jakarta Selatan, Minggu (19/6/2011).

Boy mengatakan, motif peledakan bom tersebut belum diketahui. Selain itu keterkaitan pelaku peledakan bom dengan jaringan teroris yang ada juga belum diketahui.

"Masih dipelajari apa motif pribadi, persaingan bisnis atau motif lainnya. Tapi ini perbuatan teror. Hukum kita mengatur itu, SMS ancaman bom saja itu teror," katanya.

Sabtu (18/06) pagi, sekitar pukul 09.00 WIB, sebuah bom rakitan meledak di SM swalayan yang terletak di Jl Yos Sudarso, Lubuk Linggau, Sumatera Selatan. Ledakan ini mengakibatkan si pemilik swalayan, Hindra Sumarjono, mengalami luka-luka dan harus menjalani perawatan di rumah sakit.

(nal/nrl)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online

Polri Belum Dapat Data Soal Penangkapan di Cirebon Oleh Densus 88

Jakarta -Densus 88 Antiteror kembali menangkap 2 orang yang diduga terkait terorisme di Cirebon. Namun soal ini Polri mengaku belum mendapat data.

"Belum dapat saya, nanti kita sampaikan kalau sudah ada, datanya belum saya terima," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam di sela-sela acara Kapolri Cup di Pacuan Kuda, Pulo Mas, Jakarta Timur, Minggu (19/6/2011).

Semalam ada kegiatan Densus? "Seterusnya memang ada kegiatan, bukan tadi malam saja," kata Anton.

"Nanti kita sampaikan kalau ada kita belum dapat datanya," imbuh Anton.

Seorang polisi yang enggan disebutkan namanya yang bertugas di Polres Cirebon, Sabtu (18/6) mengatakan, dua orang ditangkap dan dibawa ke Polres Cirebon. Penangkapan dilakukan di hutan Setana, Desa Tukmudal Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon.

Polisi kini masih mengejar 3 orang lagi yang saat itu bersama dua orang terduga teroris yang tertangkap. Densus 88 dibantu oleh Brimob Detasemen C Polda Jabar dan Jajaran Kepolisian Polres Cirebon, hingga malam ini masih menyisir daerah sekitar.

Daerah yang disisir antara lain hutan Setana, hutan Sejati di Desa Cileupeut, Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, hingga ke Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan. Ketiga daerah itu bersinggungan dan sebagian besar masih berupa hutan masyarakat.

Tiga orang yang saat ini sedang dicari, memakai baju muslim warna putih dan abu-abu, serta memakai tas ransel. Satu di antaranya disebut-sebut sebagai Hayat, salah DPO kasus bom bunuh diri di masjid Adzikra Mapolres Cirebon Kota, 15 April lalu.

(vit/nrl)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online

RI Kecam Pemancungan Ruyati, Akan Panggil Dubes Arab Saudi

Jakarta -Seorang tenaga kerja wanita (TKW) bernama Ruyati binti Sapubi dihukum pancung di Arab Saudi terkait kasus pembunuhan yang dilakukannya terhadap majikan. Pemerintah Republik Indonesia (RI) mengecam keras pelaksanaan hukuman pancung tersebut.

"Tanpa mengabaikan sistem hukum yang berlaku di Arab saudi, Pemerintan RI mengecam pelaksanaan hukuman tersebut yang dilakukan tanpa memperhatikan praktek internasional yang berkaitan dengan kekonsuleran," kata Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Tatang Razak.

Menurut Tatang, pemerintah menyesalkan sikap Arab Saudi yang tidak memberitahukan kapan eksekusi mati terhadap TKW asal Srengseng, Bekasi, Jawa Barat (Jabar), tersebut dilakukan. Pihaknya terkejut tahu-tahu ada kabar yang menyebutkan Ruyati telah dipancung pada Sabtu (18/6), kemarin.

Tatang mengatakan, pemerintah Indonesia sangat menekankan proses hukum yang berkeadilan dalam kasus yang menimpa Suyati. Karena itu, dalam waktu dekat, pihaknya segera memanggil Dubes Arab Saudi di Jakarta untuk menyampaikan protes atas pelaksanaan hukuman terhadap TKW tersebut.

Terkait dengan proses hukum Suyati sendiri, Tatang menjelaskan, perempuan berusia 54 tahun itu divonis mati atas kasus pembunuhan yang terjadi pada 12 Januari 2010. Suyati dituduh membunuh majikan dengan cara kejam, yakni menusukkan pedang berkali-kali kepada korban. Di depan pengadilan, Ruyati mengakui perbuatannya tersebut.

Sejak pengadilan mulai berjalan, kata Tatang, Kemlu sudah memberikan pendampingan hukum terhadap Ruyati dan berusaha menjelaskan kepada keluarga atas permasalahan hukum yang menimpa TKW tersebut. Kemlu juga terus mengupayakan adanya pengampunan terhadap Ruyati. Namun, pemerintah Arab Saudi rupanya tidak mau memaafkan perbuatan Ruyati tersebut.

"Proses hukum mulai dari pendampingan sampai meminta pengampunan itu sudah dilakukan. Menkum HAM sendiri sudah datang ke Arab dan meminat agar tidak ada hukuman mati. Kita juga sudah menulis surat. Namun pemerintah Arab Saudi masih saja melakukan hukuman mati tersebut," ucap Tatang.

(irw/nrl)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online

Jika Terbukti Memudakan Usia Ruyati, PPTKIS Terancam Sanksi

Jakarta -Sekarang ini Kemenakertrans tengah memverifikasi ratusan Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS). Jika terbukti memudakan umur tenaga kerja Indonesia yang dipancung di Saudi Arabia, Ruyati, maka PPTKIS yang menaunginya terancam sanksi.

"Kalau sampai mengurangi atau menambah umur TKI yang diberangkatkan tentu itu kesalahan PPTKIS. Tentu akan kita tindak," kata juru bicara Kemenakertrans Dita Indah Sari saat dihubungi detikcom, Minggu (19/6/2011).

Apa bentuk sanksinya? "Kalau memang terbukti beberapa kali melakukan pemalsuan begini tentu bisa kita skorsing. Apalagi sekarang ini kita tengah memverifikasi ratusan PPTKIS. Begitu ada kasus seperti ini tentu jadi bahan verifikasi tersebut," ucap Dita.

Pemalsuan identitas TKI melibatkan 2 pihak yakni TKI itu sendiri dan perusahaan yang menaunginya. Seharusnya, imbuhnya, ketika ada kasus pemalsuan identitas baik umur maupun nama, TKI menolaknya.

"Kalau ada pemalsuan TKI juga tidak menolak, dan ini akhirnya menjadi kesepakatan. Jalur pemberangkatannya juga kan prosedural. Kalau sudah dipenuhi semua persyaratan, seperti sudah dilakukan pelatihan dan sebagainya bisa berangkat itulah yang membuat tidak terendus," sambung Dita.

Dia pun mengimbau agar TKI menolak keras jika PPTKIS berniat memalsukan identitasnya. Selain pemerintah, TKI juga harus memiliki upaya untuk melindungi dirinya. Kemenakertrans kini tengah menghubungi PPTKIS pemberangkat Ruyati, PT Dasa Graha Utama, untuk memfasilitasi pemberian hak-hak Ruyati pada ahli warisnya.

Analis kebijakan Migrant Care Wahyu Susilo menyebut, PT Dasa Graha Utama telah memudakan umur Ruyati hingga 9 tahun. Ruyati telah 3 kali pergi menjadi TKI. Terakhir dia pergi tahun 2008 melalui PT Dasa Graha Utama. Namun Ruyati malah mendapat kasus hukum di negeri kaya minyak itu.

"Ibu Ruyati sudah 3 kali berangkat (menjadi TKI). Terakhir berangkat 2008 dan usianya dimudakan 9 tahun," kata Wahyu.

Ruyati telah dieksekusi di Arab Saudi pada hari Sabtu kemarin atas vonis terhadap
pembunuhan seorang perempuan Arab Saudi. "Pahlawan devisa" itu mengakui perbuatan yang dilakukannya pada awal 2010 lalu itu. Kemendagri Saudi menyebut Ruyati membunuh Khairiya

Hamid binti Mijlid dengan menggunakan alat pemotong daging dan menusuknya di leher.
Minggu lalu Amnesty Internasional telah mengutuk penggunaan hukuman pancung yang trennya terus meningkat di Arab Saudi dan meminta negara yang kaya akan minyak tersebut untuk menghentikan kebijakannya tersebut.


(vit/nwk)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online

BNP2TKI: Kami Sudah Berusaha, Tapi Belum Mampu Tembus Hukum di Saudi

Jakarta -Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) berduka cita dan menyesalkan hukuman pancung pada TKI Ruyati binti Sapubi. BNP2TKI sudah berusaha membantu Ruyati, namun belum mampu menembus sistem hukuman mati di Arab Saudi.

"Hukum di Saudi Arabia memang demikian adanya, bila seseorang membunuh maka pengadilan akan menjatuhkan hukuman mati sampai keluarga korban memberi maaf untuk tidak dihukum mati. Kita sudah berusaha, tapi belum mampu menembus rigiditas sistem hukuman mati di Saudi Arabia," jelas Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat dalam pesan singkat yang diterima, Minggu (19/6/2011).

Jumhur berduka, prihatin dan menyesalkan apa yang menimpa Ruyati. Dia menyatakan, KJRI Jeddah telah berupaya keras agar Ruyati tidak dihukum mati dengan meminta lembaga pemaafan (lajnatul afwu) untuk membebaskan dari hukuman mati tersebut.

"Namun keluarga korban meninggal yang dibunuh oleh almarhumah Ruyati bersikeras tidak mau memaafkan. Dalam persidangan pun Ruyati mengakui melakukan pembunuhan itu," jelas Jumhur.

Jumhur berpesan bagi para calon TKI yang ingin bekerja ke Arab Saudi agar berhati-hati dan tidak memaksakan diri. "Jangan memaksakan diri kalau memang belum siap segala-galanya baik fisik, keterampilan, bahasa, budaya termasuk mental sehingga bisa menghindari dari berbagai masalah di sana," jelasnya.

Jumhur meminta agar pemancungan ini tidak dikaitkan dengan pidato SBY di ILO, Jenewa, Swiss. "Kami juga meminta pada masyarakat jangan mengaitkan peristiwa tersebut dengan pidato SBY di ILO, karena dalam masalah ketenagakerjaan, perbaikan-perbaikan terus dilakukan termasuk di Arab Saudi yang telah menandatangani Joint Statement (semacam Letter of Intent) termasuk MoU yang akan ditandatangani pada tahun ini," jelas Jumhur.

Peristiwa hukuman mati bagi Ruyati, imbuhnya, adalah lebih pada peristiwa pidana dibanding peristiwa perselisihan perburuhan.

Ruyati telah dieksekusi di Arab Saudi pada hari Sabtu kemarin atas vonis terhadap pembunuhan seorang perempuan Arab Saudi. Kemlu RI yang tidak mendapat pemberitahuan atas pemancungan itu, mengecamnya. Kemlu RI akan menyampaikan sikapnya pada Dubes Arab Saudi di Jakarta dan memanggil Dubes RI di Riyadh untuk berkonsultasi.

Ruyati berangkat ke Arab Saudi dengan menggunakan jasa pengerah TKI PT Dasa Graha Utama pada 2008. Menurut LSM Migrant Care, umurnya dimudakan 9 tahun. Ruyati telah lama bekerja di Saudi. Pada periode kerja pertama dan kedua, dia bekerja dengan baik. Baru pada periode ketiga, dia mendapat majikan yang kasar dan terjadilah peristiwa pembunuhan pada 10 Januari 2010.

(nwk/nrl)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online

Kuota Jamaah Haji 2011 Belum Bertambah

Surabaya -Usulan pemerintah Indonesia tentang penambahan kuota haji untuk musim 2011, tidak bisa dipenuhi oleh Arab Saudi dengan alasan keterbatasan tenaga pelayanan yang bisa diberikan di lapangan. Maka untuk musim haji tahun ini, jumlah maksimal jamaah calon haji yang bisa diberangkatkan masih sama dengan 2010.

"Kuota dasar haji masih 211 ribu jamaah, sama dengan tahun 2010," kata Menteri Agama Suryadharma Ali kepada wartawan di sela-sela acara Musyawarah Kerja Wilayah I Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Timur di Hotel Garden Palace Surabaya, Minggu (19/6/2011).

Pada tahun-tahun sebelumnya, Indonesia selalu mendapat jatah tambahan kuota sebanyak 27 ribu orang. Bila permintaan untuk tahun juga dipenuhi, maka jumlah jamaah calon haji yang diberangkatkan dari seluruh embarkasi di Indonesia bisa mencapai 238 ribu orang.

"Kuota 238 ribu jamaah sama dengan 1 banding seribu orang dari jumlah penduduk Indonesia. Sudah selayaknya mendapatkan (kuota) 238 ribu jamaah," sambung Suryadharma.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PPP ini mengatakan, sampai saat ini pemerintah Arab Saudi belum bisa memberikan tambahan kuota. Alasan utama, pemerintahan Arab Saudi masih terkendala berbagai macam faktor teknis di lapangan.

"Pemerintah Arab Saudi belum bisa memberikan tambahan (kuota) sesuai dengan jumlah penduduk, karena keterbatasan kemampuan pelayanan mereka," tuturnya.

"Contohnya, di Padang Arofah yang luasnya tidak bertambah, tapi jamaahnya setiap tahun terus bertambah. Begitu juga di Mina, luasnya tidak bertambah tapi jamaahnya terus bertambah," jelasnya.

(roi/lh)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online

Polisi Periksa 6 Saksi Terkait Ledakan Bom di Lubuk Linggau

Jakarta -Mabes Polri masih menyelidiki ledakan bom di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan. 6 Saksi saat ini masih diperiksa terkait ledakan di SM swalayan yang terletak di Jl Yos Sudarso, Lubuk Linggau.

"Kita periksa yang mengirimkan paket, lalu satpam dan juga karyawan yang ada di lokasi itu," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam di sela-sela acara Kapolri Cup di Pacuan Kuda, Pulo Mas, Jakarta Timur, Minggu (19/6/2011).

Enam orang yang diperiksa petugas itu adalah empat orang satpam yaitu Jasmi, Yudiansyah, Leo Waldi dan Hendi Pratama. "Kita juga memeriksa Ki Agung Iksan, yang mengantar dan Rahmat Hidayat yang membawa dari RM Pelangi ke Lubuk Linggau," katanya.

Anton mengatakan, status enam orang tersebut masih merupakan saksi. Sementara itu motif peledakan bom itu masih diselidiki.

"Kalau sudah ditangkap pelakunya, kita akan tahu motifnya. Sekarang belum," sambungnya.

Anton menolak berspekulasi mengenai motif ledakan bom tersebut. Menurutnya semua harus sesuai fakta di lapangan. "Kita tidak bisa berspekulasi, polisi harus bicara fakta," ucapnya.

(nal/vta)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online

31 Desember 2009 Kontak Terakhir Keluarga dengan Ruyati

Jakarta -Sedih dan kehilangan dirasakan dengan sangat oleh keluarga Ruyati, tenaga kerja Indonesia yang tewas dihukum pancung di Saudi Arabia. Apalagi kontak terakhir dilakukan pada 31 Desember 2009 lalu.

"Kontak terakhir 31 Desember 2009," ujar puteri Ruyati, Een, saat dihubungi detikcom, Minggu (19/6/2011) sambil tersedu.

Kamenterian Luar Negeri menyampaikan kabar telah tewasnya Ruyati pada Minggu pagi tadi. Saat mendapat kabar itu, menurut Een, keluarga hanya merespons dengan air mata. Bahkan mereka tidak sempat menanyakan detailnya.

"Kami menjawab dengan air mata, Mbak. Dibilang Kemlu katanya ibu sudah nggak ada kemarin. Katanya sudah dimakamkan di Makkah," sambung Een dengan suara bergetar.

Pihak keluarga kini akan melakukan pertemuan dengan Migrant Care untuk membicarakan hak-hak Ruyati yang belum diberikan. "Gaji 7 bulan belum, asurasinya juga belum. Kami juga ingin mayat dikembalikan. Semua hak-haknya," imbuh Een.

Ruyati telah dieksekusi di Arab Saudi pada hari Sabtu kemarin atas vonis terhadap pembunuhan seorang perempuan Arab Saudi. Perempuan 54 tahun itu dilaporkan telah mengakui perbuatan yang dilakukannya pada 2008 lalu itu. Ia disebut melakukan aksinya dengan menggunakan sebilah golok.

Minggu lalu Amnesty Internasional telah mengutuk penggunaan hukuman pancung di Arab Saudi dan meminta negara yang kaya akan minyak tersebut untuk menghentikan kebijakannya tersebut.

(vit/nrl)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online

Tangis Een pun Pecah Dengar Ibunya Dipancung di Saudi

Jakarta -Een Nuraeni, puteri Ruyati, tak sanggup menahan tangis kala mendengar kabar ibunya telah tewas dipancung di Arab Saudi. Apalagi pihak keluarga tidak mendapat informasi apa pun menjelang detik-detik eksekusi Ruyati.

"Kami menjawab dengan air mata, Mbak. Dibilang Kemlu katanya ibu sudah nggak ada kemarin. Katanya sudah dimakamkan di Makkah," kata Een saat dihubungi detikcom, Minggu (19/6/2011) sambil tersedu.

Suara Een terdengar lemah dan bergetar di sela-sela seduan tangisnya. Setiap pertanyaan dijawab dengan isakan penuh duka sehingga jawabannya tidak terlalu jelas.

Apa yang akan dilakukan pihak keluarga? "Nanti kami bicarakan dulu dengan Migrant Care. Kami juga akan ke Kemlu, tapi akan dibicarakan dulu," ucapnya.

Ruyati telah dieksekusi di Arab Saudi pada hari Sabtu kemarin atas vonis terhadap pembunuhan seorang perempuan Arab Saudi. "Pahlawan devisa" itu dilaporkan telah mengakui perbuatan yang dilakukannya pada awal 2010 lalu itu. Ia disebut melakukan aksinya dengan menggunakan sebilah golok.

Amnesty Internasional mengutuk penggunaan hukuman pancung di Arab Saudi dan meminta negara yang kaya akan minyak tersebut untuk menghentikan kebijakannya tersebut. Dengan pemancungan Ruyati, jumlah orang yang dihukum pancung di Saudi hingga hari ini telah mencapai 28 orang.

(vit/nrl)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online

Keluarga Baru Diberitahu Kemlu Soal Eksekusi Ruyati Minggu Pagi

Jakarta -Informasi pemancungan Ruyati disampaikan Kementerian Luar Negeri pada Minggu pagi ini. Saking sedihnya, bahkan keluarga tidak sempat menanyakan detailnya pada Kemlu.

"Sebelumnya nggak ada informasi apa-apa. Baru dikasih tahu tadi, waktu Ibu sudah nggak ada," kata puteri Ruyati, Een Nuraeni, saat dihubungi detikcom, Minggu (19/6/2011). Tangis Een tak berhenti mengalir. Suara sesenggukan dan nafas tersengal-sengal menahan sedih terdengar jelas dari ujung telepon.

Selama ini Een juga mengaku minimnya informasi soal persidangan yang dijalani ibunya. Pihak keluarga hanya tahu Ruyati mendapat ancaman hukuman qisas. Qisas adalah pembayaran yang seimbang antara pelaku dan yang dianiaya.

Apa yang akan dilakukan pihak keluarga? "Nanti kami bicarakan dulu dengan Migrant Care. Kami juga akan ke Kemlu, tapi akan dibicarakan dulu," ucapnya.

Ruyati telah dieksekusi di Arab Saudi pada hari Sabtu kemarin atas vonis terhadap pembunuhan seorang perempuan Arab Saudi. "Pahlawan devisa" itu mengakui perbuatan yang dilakukannya pada awal 2010 lalu itu. Kemendagri Saudi menyebut Ruyati membunuh Khairiya Hamid binti Mijlid dengan menggunakan alat pemotong daging dan menusuknya di leher.

Minggu lalu Amnesty Internasional telah mengutuk penggunaan hukuman pancung yang trennya terus meningkat di Arab Saudi dan meminta negara yang kaya akan minyak tersebut untuk menghentikan kebijakannya tersebut.


(vit/nrl)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online

Dua Orang yang Ditangkap Densus di Cirebon Ditetapkan Sebagai Tersangka

Jakarta -Mabes Polri telah menetapkan dua orang yang ditangkap Densus 88 di Cirebon sebagai tersangka. Polisi juga masih memburu tiga orang lainnya yang diduga terkait dengan aksi terorisme.

"Statusnya sudah tersangka, apakah terkait dengan kelompok M Syarif ini masih kita dalami. Keterlibatannya masih digali," kata kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Boy Rafli Amar di PTIK, Jakarta Selatan, Minggu (19/6/2011).

Boy mengatakan, polisi juga masih memburu tiga orang yang diduga terlibat aksi terorisme. "Meraka sudah kita masukkan ke dalam daftar pencarian orang (DPO)," katanya.

Densus 88 Antiteror menangkap dua orang tersebut di hutan Setana, Desa Tukmudal, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon pada Sabtu (18/6). Sementara itu, tiga orang yang saat ini sedang dicari, memakai baju muslim warna putih dan abu-abu, serta memakai tas ransel. Satu di antaranya disebut-sebut sebagai Hayat, salah DPO kasus bom bunuh diri di masjid
Adzikra Mapolres Cirebon Kota, 15 April lalu.

Petugas menyisir daerah antara lain hutan Setana, hutan Sejati di Desa Cileupeut, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, hingga ke Kecamatan Mandirancan di Kabupaten Kuningan. Ketiga daerah itu bersinggungan dan sebagian besar masih berupa hutan masyarakat.

(nal/nrl)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online

Pakar Hukum UI Rudy Satriyo Meninggal Dunia

Jakarta -Pakar hukum pidana dari Universitas Indonesia, Dr Rudy Satriyo Mukantardjo, menghembuskan nafas terakhir karena sakit yang dideritanya. Semasa hidupnya, selain menjadi akademisi di FH UI, almarhum sering menjadi narasumber media massa, saksi ahli di persidangan maupun pembicara seminar.

Putra pertama Rudy, Bondan, menuturkan, ayahnya tutup usia sekitar pukul 13.00 WIB setelah dirawat seminggu di ruang ICU RS Mitra Keluarga, Depok. "Beliau sakit kanker usus, cuma sudah menyebar ke paru-paru," ujar Bondan kepada detikcom, Minggu (19/6/2011) pukul 14.10 WIB.

Almarhum meninggalkan dua anak yaitu Bondan yang baru saja lulus SMA dan adiknya yang masih berusia 3 tahun. "Almarhum akan secepatnya kami makamkan, tapi kami belum putuskan di pemakaman mana," ujar Bondan yang terlihat tegar.

Rudy lahir di Kediri, 2 November 1958. Almarhum dikenal sebagai pengamat hukum pidana yang kritis. Dia misalnya mengusulkan agar hukuman bagi pemerkosa diperberat menjadi seumur hidup dan juga melihat kasus Gayus Tambunan sebagai potret buruknya hukum Tanah Air.

Selamat jalan, Pak Rudy!


(nrl/nvt)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook



View the original article here



Peliculas Online